Curhatan Sang Oknum Guru PNS Menjadikan Realita Kita Semua. Simak…
BONE – Curhatan seorang guru PNS menjadikan realita buat kita semua, sebut saja Siti menceritakan tentang suka dan duka selama mengajar sebagai seorang ASN di salah satu tempat Sekolah Dasar di Kecamatan yang ada di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.
Curhatan ini menyangkut dirinya sebagai guru mengajar dan diberikan kerjaan tambahan diluar mengajar dan tanggung jawab dari pihak sekolah sebagai bendahara BOS.
Kerjaan tambahan ini sudah lama mereka tekuni dengan baik dan bijak yang bisa kerjasama dengan kepala sekolahnya atas segala permasalahan dan transparansi penggunaan dana Bos dilingkup sekolahnya, artinya semua dana Bos yang diterima dari Negara sudah menempatkan porsinya masing-masing, alhamdulillah sampai saat ini tetap baik baik saja.
“Penggunaan dana Bos sekolah memang diperuntukan untuk biaya operasional sekolah, baik keperluan anak didik itu sendiri maupun untuk kepentingan sekolah. Namun saja akhir-akhir ini kami sering ada oknum yang mengintervensi yang selalu mengatasnamakan Diknas dengan artian setiap ada yang menawarkan dari mitra kerja pemerintah, sepertinya juga ada penekanan dari atas. Contohnya pembelian buku paket dan yang lain-lain terkait kebutuhan sekolah yang datang melobi di sekolah, dan kalau penawaran itu ditolak, maka sering menjual nama-nama bejabat yang ada di Diknas. Atau oknum tersebut kita yang disuruh menghubungi beliau beliau diatas.”Curhat sang guru yang enggan disebut namanya.
“Yang menjadi kita penasaran disini adalah, siapa itu beliau-beliau di atas?.” Ucapnya lagi sang guru saat ditemui di sekolah Sabtu, 22/2/2025.
Ditempat yang sama sang kepala Sekolah juga angkat bicara soal apa yang dicurhatkan bendaharanya yang mengatakan, itu memang betul pak. Karena selama saya menjadi kepala sekolah disini, ada-ada saja oknum-oknum mitra kerja yang datang di sekolah kami, seperti menawarkan sesuatu, baik itu bentuk buku paket bacaan maupun bentuk lainnya termasuk Koran, Majalah dan Tabloid.
“Kalau saya pribadi tidak ada masaalah pak, selama dananya cukup untuk kebutuhan itu. Tapi yang menjadi ironis disini, kalau sudah ditolak dengan alasan sudah ada dan dananya sudah tidak cukup lagi, maka oknum mitra itu terkadang menjual nama Diknas kabupaten, dan atau kita disuruh hubungi nomor yang dia berikan ke kita, jadi kita ini kasihan kalau sudah menyebut nama Diknas, itu sudah jelas kita takut dan dilema, bukan takut karena bagaimana tapi yach… Namanya atasan kita harus patuh”Terangnya Kepsek.
“Pertanyaan saya itu adalah, siapa itu oknum di Diknas yang selalu mau dihubungi kalau ada penolakan sejumlah penawaran barang di sekolah???. Jadi tolong ini pak, kami ini sepertinya terlalu jauh di intervensi.”tambahnya oknum Kepsek. (DAR)