MUHASABAH & GORESAN PINGGIR PARA PERINTIS SEKOLAH RAKYAT (SR)*
BONE,PEMBURU BERITA.COM – Muhasabah dan catatan pinggir para perintis Sekolah Rakyat (SR) Pada hari Jum’at, 12/09/2025
Para kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan Sekolah Rakyat adalah mereka yang memilih jalan itu. Seratus titik awal, disusul enam puluh lima berikutnya, bukan sekadar angka.
Ia adalah tanda bahwa kita tengah membangun arsitektur peradaban dari tanah yang gersang—peradaban yang suatu hari akan kita kenang sebagai karya agung yang lahir dari ruang-ruang sederhana. Tutur Tim SR Kab.Bone Drs.A.Mappangara, M.M.
“Anak-anak yang kita bimbing adalah anak-anak du’afa, yang oleh Al-Qur’an ditempatkan dalam delapan golongan (QS At-Taubah: 60) yang wajib mendapat perhatian khusus.
“Dari wajah mereka yang polos, kita membaca amanah ilahi: bahwa setiap tetes keringat kita adalah zakat pengetahuan yang kita tunaikan. Namun janganlah salah membaca.
Lanjut Tim SR memberi harapan bahwa Fasilitas Sekolah Rakyat (SR) yang kelak setara sekolah unggulan bukanlah untuk menyulap mereka menjadi “anak presiden” yang serba ada. Mereka tetaplah anak-anak sederhana, yang martabatnya kita angkat, agar kelak lahir sebagai generasi yang hebat, tanpa kehilangan jejak tanah asalnya.
“Sekolah Rakyat bukan sekadar program negara. Ia adalah ruang perjumpaan nurani: tempat orang kaya menitipkan derma dengan terhormat, dan orang miskin menerimanya dengan martabat.
“Dari sini kita belajar bahwa keadilan sosial bukan jargon, melainkan ikatan yang lahir dari kebersamaan. Dan kita, para pendidik di Sekolah Rakyat, adalah penjaga ikatan itu. Kita memastikan agar api kepedulian tidak padam, agar kasih sayang berubah menjadi kekuatan yang membangun bangsa.
“Seperti para sahabat Nabi di Makkah dan Madinah, kita pun menapaki jalan sunyi yang penuh pengorbanan. Mereka kehilangan kenyamanan demi lahirnya tatanan baru; kita pun melepaskan banyak hal demi tegaknya sekolah ini.
“Kita mungkin tak dikenang dengan patung atau monumen, tetapi sejarah akan menyimpan nama kita di dalam ingatan yang lebih abadi: ingatan anak-anak yang hidupnya berubah, ingatan bangsa yang akhirnya tegak karena ada guru-guru yang memilih berkorban.
Mari kita bermuhasabah. Dalam ajaran Islam, muhasabah dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban diri kepada Allah SWT dan untuk memperbaiki kualitas diri agar lebih baik di masa depan, mulai dari papan tulis yang rapuh, dari kelas-kelas yang masih sederhana, kita sedang menulis bab pertama dari Indonesia yang baru.
Di sinilah kita berdiri, di sinilah kita bekerja. Kita adalah garda terdepan Sekolah Rakyat, penjaga harapan anak-anak miskin agar tak lagi menjadi beban, melainkan pewaris masa depan. Dan kelak, ketika mereka menempati kursi-kursi penting negeri ini, mereka akan berkata: “Pernah ada guru yang setia, kepala sekolah yang berkorban, dan tendik yang tak lelah—dari merekalah lahir peradaban Indonesia yang lebih manusiawi dan berkeadilan.” harapnya Tim SR Kab Bone. ( HAUS)